KUDUS (voa-islam.com)- Ulama Jihadist dan Pemerhati Jihad Ustadz Abu Rusydan menyatakan bahwa perkembangan Syiah di Nusantara ini jauh lebih membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibandingkan dengan gerak langkah (Islamic State Iraq and Syam (ISIS) yang selama ini digembar-gemborkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Dalam acara Kajian Ilmiah “Membongkar Rencana Besar Bangkitnya Negara Syiah” Ahad, (22/03/2015) di Masjid Al Furqon Kudus, hal itu beliau sampaikan selaku pembicara kedua setelah sebelumnya Ustadz Fahrurozi mengawali di session pertama.
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Abu Rusydan sengaja membawakan dua buku yang sedang hangat dibahas di Indonesia dari ratusan buku tentang Syiah, baik yang bersumber dari Syiah maupun ahlus sunah. Buku yang pertama berjudul Syahwat Politik Kaum Syiahtulisan DR Rogib As Sirjani.
Kemudian yang kedua, ini tulisan DR H Abdul Khor Ramadhan,SH,MH,MM, Anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Islam Pusat. Judulnya Syiah menurut Sumber Syiah; Ancaman Nyata Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia, denga Kata Pengantar ditulis oleh Prof. Dr. Baharun, SH., MA., Ketua Komisi Hukum dan Perundang Undangan Majelis Ulama Indonesia Pusat.
“Kita akan bahas bagaimana Syiah jauh lebih berbahaya bagi kehidupan bangsa Indonesia dan Negara Indonesia kita, dibanding ISIS. ISIS itu sepuluh ribu mil jaraknya dari sini orang sibuk (ngurusi) ISIS, (padahal) ISIS itu sepuluh ribu mil jaraknya dari Indonesia. Sementara Syiah ini berada di jantung kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka ada di DPR, orang-orang yang 'dimuliakan', itu mereka paling tidak ada hubungan dengan Syiah” ungkap Ustadz Abu Rusydan.
Bukan hanya itu saja, Ustadz Abu Rusydan lebih menegaskan lagi akan bahayanya Syiah di bandingkan dengan ancaman ISIS. Beliau katakan dengan tegas.
“ISIS itu sepuluh ribu mil dan itu jauh sekali. ISIS tidak datang ke sini (Indonesia) malah orang sini datang kesana (ke Syams), iya to? Syiah ini orang Iran datang ke sini ya ikwah. Datang ke Indonesia baik sebagai anggota Dewan Kedutaan Iran di Jakarta atau sebagai orang-orang perahu. Orang-orang perahu bukan orang yang tersesatkan di jalan, mereka ada yang mengkoordinir di kampung-kampung mereka, itu bagian dari upaya memenuhi upaya syahwat politik kaum Syiah” jelas beliau.
Maka betapa aneh bila hari ini pemerintah Indonesia lebih mentoleransi Syiah dibandingkan isu ISIS yang terus dimunculkan. Apakah sekarang ini Syiah telah benar-benar telah memegang kekuasaan? Atau mereka telah ditutup dengan milyaran dolar? Ada apa dengan Pemerintah kita? [syahid/protonema/jundi/voa-islam.com]
Baca
artikel selengkapnya di SYAHADAT
SYIAH tafhadol
Post A Comment:
0 comments: